1. "Hawa
Mitokondria" dan "Adam Kromosom Y" Asal Mula Manusia Modern
Selama berpuluh-puluh tahun
petunjuk satu-satunya dalam penelitian persebaran manusia purba adalah
fosil-fosil dan artefak-artefak yang ditinggalkan dalam pengembaraan mereka.
Penelusuran asal usul manusia seperti mendapatkan darah baru, setelah penerapan
teknologi genetika dengan menggunakan DNA mitokondria (mtDNA) untuk
mencari tahu hubungan kekerabatan antarpopulasi. Terobosan itu membuka pintu
gerbang menuju pengungkapan cikal-bakal manusia modern atas dasar persamaan
genetik.
Setiap tetes darah manusia berisi
buku sejarah yang ditulis dalam bahasa genetika. Kode-kode genetika manusia
atau genom, adalah 99,9 persen identik di seluruh dunia. Selebihnya ialah DNA
yang bertanggungjawab terhadap perbedaan individual, seperti warna mata, resiko
penyakit, dan beberapa DNA yang tidak begitu jelas fungsinya.
Suatu ketika dalam perubahan
genetika yang langka, mutasi acak dan tidak berbahaya dapat terjadi dalam salah
satu DNA yang tak berfungsi tersebut, yang kemudian diwariskan ke semua
keturunan orang itu.
Namun, mutasi-mutasi yang memberikan petunjuk tetap terlindungi. Salah satunya adalah DNA mitokondria (mtDNA), yang diteruskan utuh dari ibu ke anak. Demikian juga sebagian besar kromoson Y, yang menentukan laki-laki, berpindah utuh dari ayah ke anak laki-laki.
Namun, mutasi-mutasi yang memberikan petunjuk tetap terlindungi. Salah satunya adalah DNA mitokondria (mtDNA), yang diteruskan utuh dari ibu ke anak. Demikian juga sebagian besar kromoson Y, yang menentukan laki-laki, berpindah utuh dari ayah ke anak laki-laki.
Berdasarkan penelitian mtDNA dari
berbagai populasi, para ilmuwan menyimpulkan, bahwa manusia modern sekarang ini
semua merupakan satu keturunan dari satu nenek moyang ("Hawa"
mitokondria). Hawa mitokondria segera bergabung dengan "Adam kromosom
Y". Semua umat manusia terkait dengan Hawa mitokondria melalui rantai para
ibu yang tak terpatahkan.
Oleh karena itu, DNA Mitokondria
dapat digunakan untuk merekonstruksi sejarah asal usul dan persebaran manusia
dari sisi ibu (maternal). Orang-orang di dari berbagai belahan dunia memiliki
garis keturunan berbeda, tetapi mereka mtDNA dan kromoson Y purba yang setara.
Untuk mempelajari persebaran manusia purba/ penelitian DNA mitokondria ini
menggunakan sumber genetik yang dapat bertahan dalam waktu lama, yaitu
tulang-belulang yang sudah menjadi fosil.
Kesimpulan itu membuka cakrawala
baru bahwa manusia modern bukanlah keturunan dari manusia purba semacam Homo
Sapiens yang hidup 500.000 tahun lalu, atau bahkan, spesies yang lebih tua
seperti Homo Habilis (2,5-1,6 juta tahun lalu), Homo Ergaster
(1/8-1,4 juta tahun lalu), dan Homo Erectus (1,5 juta tahun lalu).
2. Folimorfisme
Polimorfisme adalah sifat keragaman
sel yang disebabkan oleh adanya sejumlah mutasi yang terjadi secara alamiah dan
tidak membawa akibat buruk yang memunculkan variasi individu-individu yang
khas. Sifat keberagaman gen (polimorfisme) ini juga dapat digunakan
dalam rangka penelusuran asal usul manusia dan hubungan kekerabatan antara
berbagai ras dan suku, dan untuk membedakan ras yang satu dengan yang lain.
Rangkaian informasi genetik yang terkandung dalam DNA mitokondria dapat juga
menggambarkan karakteristik suatu populasi.
Oleh karena, itu jauh-dekatnya
kekerabatan suatu kelompok suku bangsa dapat dilihat dari persamaan variasi
dari suku bangsa tersebut. Semakin besar jumlah variasi yang memisahkan dua
kelompok etnik, semakin jauh jarak kekerabatan antara kedua kelompok tersebut.
Sebaliknya jika ada dua orang yang mtDNA-nya persis sama, maka kekerabatan di
antara keduanya sangat dekat, mungkin satu ibu, satu nenek, atau satu nenek
moyang.
3. Daerah Asal Manusia
Pada pertengahan tahun
1980-an Allan Wilson dan rekan-rekan di University of California,
Barkeley, menggunakan mtDNA untuk mengidentifikasikan tempat asal nenek moyang
umat manusia. Mereka membandingkan mtDNA dari wanita-wanita di seluruh dunia
dan menemukan bahwa wanita-wanita keturunan Afrika menunjukkan keanekaragaman
dua kali lebih banyak daripada kaum wanita lain.
Max Ingman, doktor genetik asal
Amerika Serikat mengungkapkan hal senada dengan pendapat bahwa manusia modern
berasal dari salah satu tempat di Afrika antara kurun waktu 100 - 200 ribu
tahun lalu. Dari situ moyang manusia masa kini itu lantas menyebar dan mendiami
tempat-tempat di luar Afrika. Gen manusia modern ini tidak bercampur dengan gen
spesies manusia purba.
Sekitar 50.000 hingga
70.000 tahun silam, satu gelombang kecil manusia yang mungkin hanya berjumlah
seribu orang dari Afrika menuju pantai-pantai Asia bagian Barat. Ada dua jalur
tersedia menuju Asia. Pertama mengarah ke Lembah Sungai Nil, melintasi
Semenanjung Sinai lalu ke utara lewat Levant. Namun, jalur yang satunya juga
mengundang untuk dijelajahi, yaitu melintasi Laut Merah. Pada saat itu (70.000
tahun yang lalu) bumi memasuki zaman es terakhir dan permukaan laut menjadi
lebih rendah karena air tertahan dalam gletser. Pada bagian tersempit di muara
Laut Merah hanya berjarak beberapa kilometer. Dengan menggunakan perahu
primitif, manusia modern dapat menyeberangi laut untuk pertama kalinya.
Setelah berada di Asia,
bukti genetis memperkirakan populasi terpecah. Satu kelompok tinggal sementara
di Timur Tengah, sementara kelompok lain menyusuri pantai sekitar Semenanjung
Arab, India dan wilayah Asia yang lebih jauh. Setiap generasi mungkin bergerak
hanya beberapa kilometer lebih jauh.
Para pengembara telah
mencapai Australia Barat Daya 45.000 tahun lalu. Hal ini terbukti dengan
penemuan fosil seorang pria di Lake Mungo. Fosil-fosil lain yang belum
terungkap di dalam tanah mungkin berusia lebih tua yaitn sekitar 50.000 tahun
yang lalu. Hal ini menjadi bukti paling awal manusia modern yang berada jauh
dari Afrika.
Tidak ada jejak fisik
berupa fosil orang-orang ini sepanjang sekitar 13.000 kilometer dari Afrika ke
Australia. Semua mungkin sudah lenyap saat air laut naik sesudah zaman es.
Namun jejak genetika berlangsung terus. Beberapa kelompok pribumi pada
kepulauan Andaman dekat Myanmar, Malaysia dan Papua Nugini, serta orang
Aborigin di Australia memiliki tanda garis keturunan mitokondria purba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar